Dalam rencana proses, limbah yang bakal dihasilkan sistem memproses mesti jadi satu parameter didalam pertimbangan optimalisasi proses, karena limbah berikut bakal perlu cost pengolahan. Penentuan tipe bahan kimia dan juga metode/teknologi yang bakal digunakan mesti mempertimbangkan faktor pencemaran yang bakal ditimbulkan. Beberapa perihal yang dapat dilaksanakan didalam upaya meminimalkan persentase pencemar air limbah adalah sebagai berikut:

a) Pemilihan Bahan Kimia Pembantu (Auxiliaries)

Penggunaan bahan kimia pembantu sedapat barangkali yang membawa beban pencemaran dan pembawaan toksik rendah. Dalam perihal ini tiap tiap bahan kimia tak hanya disempurnakan nama dagang dan bidang penggunaannya, mesti disempurnakan juga dengan nama kimia (struktur kimia komponen utamanya) dan pembawaan ekologinya.

Untuk meminimalkan persentase pencemar air limbah, maka didalam menentukan bahan kimia yang digunakan di unit sistem jangan hanya memperhatikan keandalan bahan kimia untuk keberhasilan sistem yang dikehendaki dan juga cost prosesnya, bakal namun mesti diperhatikan pula pengaruh pemakaian bahan kimia berikut pada karakteristik limbah dan juga langkah dan cost pengolahan limbah yang dikeluarkan berasal dari sistem berikut karena terdapatnya sisa bahan kimia yang digunakan. Pemilihan bahan kimia pembantu mesti pula memperhatikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang tersedia, bahan kimia yang dipilih mesti dapat diolah di IPAL yang tersedia .

Pengusaha industri sebagai kastemer mesti menghendaki penjelasan mengenai toksisitas, persentase B3 misalnya logam berat, pembawaan biodegradasi, dan lain-lain berasal dari bahan kimia yang bakal dibeli kepada pemasok bahan kimia. Hal ini diperkuat dengan terdapatnya ketentuan Ekolabel yang diperkirakan bakal diberlakukan didalam selagi yang tidak terlampau lama ulang pada produk industri yang bakal memasuki negara-negara maju. Perlu dipertimbangkan misalnya produk mesti ekolabel maka bahan baku juga mesti ekolabel, perihal ini berarti bahan kimia khususnya yang berupa bahan impor mesti ramah lingkungan.

b) Melakukan rencana sistem dengan teliti dengan didasari pengalaman, pengamatan dan percobaan.

c) Mengurangi limbah berasal dari sumbernya, dengan laksanakan optimasi/ penghematan pemakaian zat kimia, modifikasi sistem dan melindungi kebersihan.

d) Reuse, recycle dan recovery bahan kimia

Reuse merupakan upaya pemakaian limbah untuk digunakan ulang tanpa mengalami pengolahan atau pergantian bentuk. Reuse dapat dilaksanakan di didalam atau di luar tempat sistem memproses yang bersangkutan. Sebagai semisal adalah reuse sisa pasta printing didalam sistem printing tekstil.

Recycle merupakan upaya pemakaian limbah dengan langkah sistem daur ulang melalui pengolahan fisik atau kimia, baik untuk menghasilkan produk yang mirip maupun produk yang berlainan. Daur ulang dapat dilaksanakan di didalam atau di luar tempat sistem memproses yang bersangkutan.

Recovery merupakan upaya pemakaian limbah dengan jalan memproses untuk mendapatkan ulang materi / daya yang terdapat di dalamnya. Sebagai semisal adalah recovery NaOH berasal dari sistem mercerisasi kain kapas dan recovery PVA berasal dari sistem desizing  kain.

Teknik Recovery Panas

Air limbah dengan suhu tinggi dapat dimanfaatkan dengan langkah mengambil daya panasnya untuk digunakan di sistem lain yang perlu pemanasan. Hal ini tak hanya bakal menghemat pemakaian daya juga kurangi gangguan IPAL berasal dari limbah bersuhu tinggi dan Flow Meter Adalah salah satu alat yang cocok digunakan.

Audit Identifikasi Peluang Minimisasi Air Limbah

Untuk memiliki rencana dan mengimplementasikan program minimisasi air limbah dengan tepat, mesti dilaksanakan pemeriksaan/audit minimisasi air limbah. Audit menekankan pengecekan input, sistem dan output dengan target mendapatkan peluang, metode dan pelaksanaan minimisasi limbah pada sumbernya dan kurangi pemakaian bahan baku, jadi lebih banyak ditekankan pada evaluasi sistem produksi. Pelaksanaan audit dilaksanakan oleh pelaksana memproses sendiri misalnya mesti dibantu oleh tim berasal dari luar.

Menurut panduan UNEP (United Nation Environmental Programme), beberapa langkah audit minimisasi limbah atau audit memproses bersih dapat dikelompokkan jadi dua tahapan.

Tahap pertama merupakan langkah awal untuk laksanakan audit yang difokuskan pada persoalan yang enteng diidentifikasi disertai dengan implementasi yang segera, yakni meliputi beberapa langkah berikut :

Pengenalan elemen-elemen audit dan terdapatnya persetujuan dan prinsip direksi.

Pembentukan tim audit, tim terdiri berasal dari wakil departemen yang bakal berikan kontribusi utama dan yang berkepentingan pada hasil audit. Ditunjuk ketua tim dan tiap tiap anggota tim diberi lebih dari satu tugas spesifik untuk mendapatkan keluaran yang maksimal.

Pembahasan didalam tim audit untuk menyusun keputusan, mengidentifikasi target dan target.

Kunjungan ke pabrik.

Menyusun pilihan-pilihan minimisasi yang enteng untuk dilaksanakan berdasarkan kunjungan ke pabrik dan target yang ditetapkan.

Menentukan halangan atau pembatasan untuk mendapatkan cara-cara mengatasinya.

Menyelenggarakan diskusi untuk menilai kesiapan pelaksanaan program minimisasi. Mengkomunikasikan temuan-temuan kepada direksi dan mengembangkan rencana implementasi.

Tahap kedua, di awali berasal dari hasil pengecekan langkah pertama, dilanjutkan dengan kesimpulan mendalam untuk identifikasi persoalan yang lebih kompleks yang dapat memakan selagi memadai panjang, meliputi beberapa langkah berikut:

Menyiapkan diagram alir sistem memproses yang menunjukkan tiap tiap tahapan poses untuk suatu siklus sistem produksi, menyangkut seluruh operasi/kegiatan juga utilitas.

Melakukan identifikasi (karakterisasi) dan kuantifikasi seluruh masukan (input) dan keluaran (output) berasal dari sistem tersebut.

Menentukan tempat sistem dan parameter kunci yang tepat untuk dilaksanakan perhitungan neraca massa.

Merencanakan dan mengimplementasikan program monitoring yang sesuai untuk menunjang perhitungan neraca massa.

Membuat neraca massa untuk suatu siklus sistem produksi.

Berdasarkan perhitungan neraca massa memastikan tindakan/langkah objek minimisasi air limbah yang bakal dilakukan, dengan mempertimbangkan perkiraan keuntungan yang diperoleh, layaknya barangkali untuk laksanakan optimasi proses, konservasi bahan baku, peningkatan mutu produk.

Melakukan evaluasi efektifitas cost untuk tindakan/langkah yang bakal dilaksanakan dan mempertimbangkan parameter-parameternya yakni keperluan investasi, cost operasi, selagi pengembalian investasi, keuntungan lingkungan yang terukur dan tak terukur, dan sebagainya.

Menyampaikan masalah-masalahnya kepada manajer.

Memeriksa suasana awal yang dibutuhkan untuk laksanakan tindakan/langkah yang bakal dilaksanakan dan persiapkan rencana pelaksanaan untuk selagi spesifik misalnya sepanjang 5 tahun. Berikan peran kepada staf perusahaan untuk mengembangkan rencana kerja. Siapkan suasana awal yang dibutuhkan sebelum saat pelaksanaan tiap tiap langkah gagasan minimisasi.

Mengembangkan rencana langkah pengawasan, pengecekan dan pelaporan sehingga dapat beri tambahan laporan secara periodik mengenai pelaksanaannya kepada manajer.

Agar audit minimisasi jadi program yang kontinu, masukkan prosedur minimisasi ke didalam sistem audit dan manajemen lingkungan.